veavellana
Post dengan judul ini juga salah satu post yang ingin gue balik share, kenapa sih gue repost -in tulisan-tulisan gue terdahulu di blog?
Simple, karena gue mau membuat kepingan-kepingan yang terpisah itu menyatu disini menjadi satu kesatuan yang utuh :D (lebayy)
Plus, pengen melihat sejauh mana gue tobat dari ke alay-an gue setelah ngepost kata-kata atau curhatan ga penting saat gue muda dulu, sekarang suu tetep masih muda (cateetttt)
veavellana
Gue seneng banget nulis, cuma gue kurang aktif di per blog-an karena kerjaan gue yang menyita waktu banyak, pulang kerjapun dilanda kelelahan yang sangat, dan di weekend pun gue mesti back to school karena gue ngelanjutin program magister di salah satu kampus ternama tapi terjauh dari rumah gue (Red: Planet Bekasi -Ciledug) :D

Dan karena itu pula setiap sebuah kata yang terlintas di pikiran gw, gw tulis di mukabuku (red: Facebook) secara lebih mobile dan kata-katanyapun hanya sebuah penggalan yang klo gue tulisin di blog yang ada post gue bisa ratusan hanya dalam 1 minggu, dan per post nya cuma 1 paragraf, ga mungkin dong, yang ada nanti gue dikira ngespam di dunia perblog-an lagi. wkwkwkwk

untuk membangkitkan memori tentang tulisan-tulisan gue yang super kece itu ( Muji diri sendiri :p ) gue ma repost ulang disini sama seperti tema yang lain. 

veavellana
Lebih dari 1 Tahun yang lalu, gue pernah ngepost sebuah cerita mini tentang DaanLane di "muka buku" cerita bersambung yang gue post dari waktu ke waktu, hanya saja terhenti sampai akhirnya gue ga mampu untuk melanjutkan cerita itu karena beberapa hal. untuk mengenang tulisan kecil gue itu, gue mau post ulang disini, setidaknya gue pernah membuat cerita mini yang mempunyai makna terdalam selain novel-novel geje gue di dunia orange. :p

veavellana
Teruntukmu sabahatku, kaumku, saudaraku sesama wanita..

Banyak cerita yang aku dengar dari beberapa wanita yang telah menikah, mereka mengatakan bahwa suaminya tak lagi sama semasa lajang dulu, mereka berubah, dulu selalu memanjakan dan selalu menuruti keinginannya, tak pernah sedikitpun menolak, tp setelah menikah suami berubah total, tak lagi romantis, tidak pernah memberikan barang2 bagus, dan perhatiannya pun kurang.

Pernah tidak terpikir olehmu wahai saudaraku, bahwa perubahan mereka itu adalah suatu keharusan dan tuntutan?

Ada seorang kawan yang mengatakan kepadaku bahwasanya seorang laki-laki yang menuruti semua keinginan wanitanya sebelum mereka menikah, karena laki-laki itu punya dasar, dasar untuk berusaha membahagiakan wanitanya selagi ia mampu dan bisa. Untuk apa?
Seorang laki-laki yang berusaha menyenangkan hati wanitanya menuruti keinginan wanitanya dan selalu mendahulukan wanitanya diatas kepentingan pribadinya karena ia tau nantinya ia akan sangat menggantungkan hidup kepada wanitanya, karena nantinya wanita itulah yang akan menggantikan ibunya untuk mengurusi dirinya dari fajar terbit hingga terbenamnya matahari, wanita itulah yang akan selalu ia "susahkan" seumur hidupnya, wanita yang nantinya akan menjadi tempatnya untuk pulang, dan wanita itulah yang nantinya akan memelihara dan membesarkan peradabannya. Jadi ia berusaha menyenangkan wanitanya semampu dia sebelum semua fokusnya terbagi setelah menikah.

Lalu kenapa suami mesti berubah ?