Teruntukmu sabahatku, kaumku, saudaraku sesama wanita..
Banyak cerita yang aku dengar dari beberapa wanita yang telah menikah, mereka mengatakan bahwa suaminya tak lagi sama semasa lajang dulu, mereka berubah, dulu selalu memanjakan dan selalu menuruti keinginannya, tak pernah sedikitpun menolak, tp setelah menikah suami berubah total, tak lagi romantis, tidak pernah memberikan barang2 bagus, dan perhatiannya pun kurang.
Pernah tidak terpikir olehmu wahai saudaraku, bahwa perubahan mereka itu adalah suatu keharusan dan tuntutan?
Ada seorang kawan yang mengatakan kepadaku bahwasanya seorang laki-laki yang menuruti semua keinginan wanitanya sebelum mereka menikah, karena laki-laki itu punya dasar, dasar untuk berusaha membahagiakan wanitanya selagi ia mampu dan bisa. Untuk apa?
Seorang laki-laki yang berusaha menyenangkan hati wanitanya menuruti keinginan wanitanya dan selalu mendahulukan wanitanya diatas kepentingan pribadinya karena ia tau nantinya ia akan sangat menggantungkan hidup kepada wanitanya, karena nantinya wanita itulah yang akan menggantikan ibunya untuk mengurusi dirinya dari fajar terbit hingga terbenamnya matahari, wanita itulah yang akan selalu ia "susahkan" seumur hidupnya, wanita yang nantinya akan menjadi tempatnya untuk pulang, dan wanita itulah yang nantinya akan memelihara dan membesarkan peradabannya. Jadi ia berusaha menyenangkan wanitanya semampu dia sebelum semua fokusnya terbagi setelah menikah.
Lalu kenapa suami mesti berubah ?
Tidak saudaraku, suamimu sama sekali tidak berubah, bahkan setelah menikah ia semakin mencintai dan menyayangimu.
Saat kau berkata ia tidak pernah lagi memberikan barang bagus untukmu, tidakkah kau sadar istana yang kau tinggali saat ini jauh lebih mahal dan berharga dibanding pakaian, perhiasan yang pernah ia belikan dulu.
Saat kau berkata ia lebih memperdulikan pekerjaannya dibanding dirimu, tidakkah kau tau bahwa ia bekerja keras untuk masa depan keluarga kalian.
Saat kau berkata kau menerimanya apa adanya dan tidak menuntut apapun, iya mereka sangat menghargai saat kau menerimanya dengan apa adanya, tapi yang perlu kau ingat wahai saudaraku, mereka memang ingin diterima apa adanya, tapi mereka tidak mau seadanya, mereka ingin tetap berusaha hebat dan bertanggungjawab terhadap masa depanmu sebagai imammu.
Saat kau berkata kasih sayangnya berkurang setelah memiliki anak, tidakkah kau sadari saudaraku, kasih sayangnya itu semakin besar, karena ia menyayangi buah cinta kalian, penerus garis keturunannya yang artinya ia mencintaimu dua kalilipat dari sebelumnya.
jadi mulai dari sekarang berikanlah tempat ternyaman untuknya, berikanlah ia senyum terhangat setiap harinya agar ia semakin giat menjadi lebih baik untuk hidupmu dan peradabanmu. Senyummu, kasih sayangmu adalah motivasi nya untuk tetap hidup dan terus berjuang.
Mungkin beberapa dari kalian berkata "ah kau tau apa tentang pernikahan, masih bau kencur untuk menasihati kami, menikah saja belum!"
:) aku memang belum berumah tangga, aku tidak bermaksud menasihati ataupun menggurui, aku hanya belajar dari lingkunganku, sahabat-sahabatku dan juga orang-orang yang aku kenal yang sudah berumah tangga.
Lingkungan sosial itu gunanya untuk belajar tentang hidup bukan? :)
Ini bahan renungan untukku nanti, untukmu saudaraku, dan untuk para lelaki di dunia ini agar bisa mengerti apa yang ada di hati wanitanya.
Saling menerima kelebihan dan mengisi kekurangan, saling menjaga komunikasi dengan baik, saling mendukung dalam kondisi apapun akan menjadi dasar yang kokoh untuk membangun rumahtangga.
Semoga kita menjadi wanita amanah yang selalu di muliakan. Amin Ya Rabbi.
Veavelana, 11'11'14
#CoretanMalamVe
Banyak cerita yang aku dengar dari beberapa wanita yang telah menikah, mereka mengatakan bahwa suaminya tak lagi sama semasa lajang dulu, mereka berubah, dulu selalu memanjakan dan selalu menuruti keinginannya, tak pernah sedikitpun menolak, tp setelah menikah suami berubah total, tak lagi romantis, tidak pernah memberikan barang2 bagus, dan perhatiannya pun kurang.
Pernah tidak terpikir olehmu wahai saudaraku, bahwa perubahan mereka itu adalah suatu keharusan dan tuntutan?
Ada seorang kawan yang mengatakan kepadaku bahwasanya seorang laki-laki yang menuruti semua keinginan wanitanya sebelum mereka menikah, karena laki-laki itu punya dasar, dasar untuk berusaha membahagiakan wanitanya selagi ia mampu dan bisa. Untuk apa?
Seorang laki-laki yang berusaha menyenangkan hati wanitanya menuruti keinginan wanitanya dan selalu mendahulukan wanitanya diatas kepentingan pribadinya karena ia tau nantinya ia akan sangat menggantungkan hidup kepada wanitanya, karena nantinya wanita itulah yang akan menggantikan ibunya untuk mengurusi dirinya dari fajar terbit hingga terbenamnya matahari, wanita itulah yang akan selalu ia "susahkan" seumur hidupnya, wanita yang nantinya akan menjadi tempatnya untuk pulang, dan wanita itulah yang nantinya akan memelihara dan membesarkan peradabannya. Jadi ia berusaha menyenangkan wanitanya semampu dia sebelum semua fokusnya terbagi setelah menikah.
Lalu kenapa suami mesti berubah ?
Tidak saudaraku, suamimu sama sekali tidak berubah, bahkan setelah menikah ia semakin mencintai dan menyayangimu.
Saat kau berkata ia tidak pernah lagi memberikan barang bagus untukmu, tidakkah kau sadar istana yang kau tinggali saat ini jauh lebih mahal dan berharga dibanding pakaian, perhiasan yang pernah ia belikan dulu.
Saat kau berkata ia lebih memperdulikan pekerjaannya dibanding dirimu, tidakkah kau tau bahwa ia bekerja keras untuk masa depan keluarga kalian.
Saat kau berkata kau menerimanya apa adanya dan tidak menuntut apapun, iya mereka sangat menghargai saat kau menerimanya dengan apa adanya, tapi yang perlu kau ingat wahai saudaraku, mereka memang ingin diterima apa adanya, tapi mereka tidak mau seadanya, mereka ingin tetap berusaha hebat dan bertanggungjawab terhadap masa depanmu sebagai imammu.
Saat kau berkata kasih sayangnya berkurang setelah memiliki anak, tidakkah kau sadari saudaraku, kasih sayangnya itu semakin besar, karena ia menyayangi buah cinta kalian, penerus garis keturunannya yang artinya ia mencintaimu dua kalilipat dari sebelumnya.
jadi mulai dari sekarang berikanlah tempat ternyaman untuknya, berikanlah ia senyum terhangat setiap harinya agar ia semakin giat menjadi lebih baik untuk hidupmu dan peradabanmu. Senyummu, kasih sayangmu adalah motivasi nya untuk tetap hidup dan terus berjuang.
Mungkin beberapa dari kalian berkata "ah kau tau apa tentang pernikahan, masih bau kencur untuk menasihati kami, menikah saja belum!"
:) aku memang belum berumah tangga, aku tidak bermaksud menasihati ataupun menggurui, aku hanya belajar dari lingkunganku, sahabat-sahabatku dan juga orang-orang yang aku kenal yang sudah berumah tangga.
Lingkungan sosial itu gunanya untuk belajar tentang hidup bukan? :)
Ini bahan renungan untukku nanti, untukmu saudaraku, dan untuk para lelaki di dunia ini agar bisa mengerti apa yang ada di hati wanitanya.
Saling menerima kelebihan dan mengisi kekurangan, saling menjaga komunikasi dengan baik, saling mendukung dalam kondisi apapun akan menjadi dasar yang kokoh untuk membangun rumahtangga.
Semoga kita menjadi wanita amanah yang selalu di muliakan. Amin Ya Rabbi.
Veavelana, 11'11'14
#CoretanMalamVe

Posting Komentar